Jurnal Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak
Jurnal Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ini menggunakan Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL) yang dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009)
Description
Setelah menyelesaikan
modul 1.1 tentang Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, langkah berikutnya
dalam perjalanan pembelajaran saya adalah modul 1.2 yang membahas nilai-nilai
dan peran guru penggerak. Di awal modul 1.2, kami diajak untuk membuat trapesium
usia yang merepresentasikan perjalanan hidup kami. Melalui kegiatan ini, saya
mendapatkan banyak pembelajaran baru, terutama tentang bagaimana kejadian
negatif atau positif yang terjadi di masa lalu tetap dapat teringat dalam
ingatan kita.
Pembelajaran ini
membuat saya semakin menyadari pentingnya peran saya sebagai guru untuk menjadi
momen positif bagi siswa-siswa saya. Saya merasa bertanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menghindari kejadian atau
momen negatif yang dapat mempengaruhi siswa secara negatif. Selanjutnya, saya
melakukan identifikasi terhadap nilai-nilai guru penggerak yang telah ada dalam
diri saya. Saya memikirkan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat
diimplementasikan dan dioptimalkan dalam proses pembelajaran serta kepemimpinan
di sekolah tempat saya mengajar.
Dengan memahami nilai-nilai guru
penggerak yang saya miliki, saya berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai
tersebut secara konsisten dan terus mengembangkan diri dalam peran sebagai
seorang guru. Saya ingin menjadi panutan dan inspirasi bagi siswa-siswa saya,
serta membangun lingkungan yang positif dan mendukung pertumbuhan mereka. Dalam
kepemimpinan di sekolah, saya berupaya untuk memberikan teladan yang baik dan
mempengaruhi rekan-rekan guru serta anggota sekolah lainnya dengan nilai-nilai
positif yang saya anut. Saya yakin, dengan mempraktikkan dan mengoptimalkan
nilai-nilai guru penggerak, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna dan memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan.
Sebagai seorang CGP, saya melanjutkan perjalanan belajar mandiri
dengan fokus pada pemahaman konsep materi. Materi yang harus saya pahami
meliputi bagaimana manusia tergerak, bagaimana manusia bergerak, tahapan
perkembangan manusia, dan bagaimana menggerakkan manusia itu sendiri. Dalam
proses mempelajari konsep-konsep tersebut, saya juga menjawab serangkaian
pertanyaan yang terdapat di modul untuk merefleksikan pemahaman saya dari
belajar mandiri yang telah dilakukan.
Melalui tahapan ini, saya akhirnya menyadari
bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, saya harus memiliki pemahaman yang
mendalam tentang kondisi siswa. Setiap siswa memiliki tahapan perkembangan yang
unik dan permasalahan yang berbeda-beda. Dengan pemahaman ini, saya dapat
mengadaptasi metode pembelajaran, strategi, dan pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan individu setiap siswa. Saya menyadari pentingnya memahami perbedaan
siswa-siswa saya, agar saya dapat memberikan bimbingan yang efektif dan
mendukung kemajuan mereka dalam proses belajar.
Pada hari rabu 6 september 2023, kami melaksanakan kegiatan ruang
kolaborasi dengan agenda Pengantar Modul 1.2 yang difasilitasi oleh fasilitator
CGP Angkatan 9 Ibu Siti Maisyaroh, M.Pd.. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memperkenalkan modul terbaru kepada seluruh peserta dan membahas konsep-konsep
nilai dan peran guru penggerak. Selama sesi pengantar, kami diberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang pentingnya kolaborasi dalam pembelajaran dan
bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam aktivitas kelompok.
Setelah sesi pengantar, kami melanjutkan dengan melakukan diskusi kelompok secara virtual. Dalam diskusi ini, setiap kelompok diminta untuk membuat sebuah karya yang menggabungkan kekuatan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Kelompok kami, yaitu kelompok 3, memilih nilai kolaborasi sebagai fokus utama kami. Hal ini dikarenakan saat diminta untuk menyebutkan nilai yang muncul pada diri masing-masing, nilai kolaborasi muncul secara konsisten dari setiap anggota kelompok kami. Dalam diskusi kelompok, kami berkolaborasi dengan baik untuk merancang sebuah kegiatan yang dapat mendorong dan mengembangkan nilai kolaborasi tersebut.
Setelah merancang kegiatan kolaboratif, kami menyampaikan hasil kolaborasi kami
dalam bentuk presentasi. Pada hari kamis tanggal 7 september 2023, kami
menghadiri pertemuan virtual untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok 3
tersebut. Dalam presentasi tersebut, saya bertindak sebagai Penyaji, Ibu Asnidar
sebagai Moderator, Ibu Mardeta Fazania sebagai Penjawab, dan Ibu Rika Putri
yanti Sebagai penanya dan notulen. Setelah presentasi selesai, kami diberikan
waktu untuk membuat refleksi pribadi yang mengapresiasi peran satu rekan dalam
kelompok melalui surat apresiatif. Saya merasa terinspirasi oleh Ibu Asnidar,
yang telah menunjukkan ketekunan, sikap reflektif dan semangat yang luar biasa
dalam perjalanan kami di CGP ini, meskipun tanpa banyak dukungan dari
lingkungan kerjanya. Saya mengirimkan surat ucapan terima kasih kepada Ibu Asnidar
sebagai ungkapan penghargaan atas inspirasinya.
Melalui kegiatan ruang kolaborasi ini,
kami tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai
guru penggerak, tetapi juga belajar untuk bekerja sama dalam menciptakan
sesuatu yang bermakna. Kolaborasi menjadi kunci dalam menciptakan pembelajaran
yang efektif dan membangun hubungan yang saling mendukung di antara kami
sebagai peserta CGP. Kami berharap bahwa melalui kerjasama dan nilai-nilai yang
kami pelajari, kami dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan dan
menjadi guru-guru penggerak yang inspiratif bagi siswa-siswa kami.
Examination
Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan
belajar mandiri serta diskusi virtual, saya akhirnya memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam mengenai nilai dan peran guru penggerak. Sebagai guru penggerak,
penting bagi saya untuk memiliki nilai-nilai inovatif, kolaboratif, reflektif,
berpihak pada siswa, dan mandiri. Saya menyadari bahwa peran seorang guru
penggerak meliputi kemampuan menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan
komunitas di sekolah dan lingkungan sekitarnya, berkolaborasi dengan rekan
sejawat, membimbing mereka, serta mewujudkan kepemimpinan siswa. Semua peran
ini dilandaskan pada prinsip-prinsip Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara,
yaitu "ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".
Namun, saya sadar bahwa nilai-nilai guru
penggerak ini belum saya terapkan secara optimal, seperti dalam hal
pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya, fokus pembelajaran saya
lebih pada bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal-soal ujian. Namun, melalui
pemahaman yang saya dapatkan dari modul 1.2, saya menyadari bahwa pembelajaran
seharusnya berpihak pada siswa dan sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka.
Dalam mempraktikkan nilai-nilai guru penggerak, saya berkomitmen untuk
mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kodrat dan
karakteristik setiap siswa. Saya akan berusaha menciptakan lingkungan belajar
yang inklusif, memfasilitasi kolaborasi antar siswa, mendorong refleksi diri,
dan memberikan ruang bagi kreativitas serta kepemimpinan siswa. Dengan
mengoptimalkan nilai-nilai ini dalam praktik mengajar saya, saya berharap dapat
memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bagi setiap siswa, serta
ikut berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di dunia pendidikan.
Modul 1.2 memberikan pembelajaran yang penting mengenai nilai-nilai
dan peran guru penggerak. Melalui pemahaman yang diperoleh dari modul ini,
diharapkan seorang guru dapat menginternalisasi nilai-nilai guru penggerak,
seperti mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak pada siswa.
Sebagai seorang guru penggerak, juga diharapkan memiliki peran penting, yakni
sebagai pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat, mampu
menggerakkan dan membimbing rekan sejawat, serta mampu mewujudkan kepemimpinan
pada siswa.
Selain itu, modul ini juga memberikan
pemahaman tentang cara kerja otak, yang terdiri dari dua sistem berpikir, yaitu
sistem berpikir cepat dan sistem berpikir lambat. Selanjutnya, modul
menjelaskan mengenai kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan bertahan hidup,
kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan, serta kebebasan dan
kesenangan. Selain itu, tahap-tahap tumbuh kembang anak juga dijelaskan dalam
modul ini, bahwa setiap anak memiliki cara pandang yang sesuai dengan tahap
tumbuh kembangnya.
Articulation of Learning
Modul ini juga mengenalkan diagram identitas gunung es yang
menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Dalam analogi ini, fenomena gunung es
di lautan menggambarkan bahwa apa yang terlihat di permukaan tidak dapat
sepenuhnya menggambarkan apa yang ada di dalamnya. Sebagian besar karakter
seseorang, yaitu 88%, tidak terlihat secara langsung, hanya 12% yang terlihat
melalui perilaku yang termanifestasi menjadi kebiasaan. Untuk menumbuhkan
karakter yang baik pada siswa, diperlukan pengkondisian dan pembiasaan melalui
keteladanan dan konsistensi dalam sistem atau aturan yang diterapkan. Dalam hal
ini, trilogi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yaitu memberi tauladan,
memotivasi, dan mendorong siswa untuk menumbuhkan karakter, dapat menjadi
pedoman dalam membimbing siswa menuju karakter yang baik.
Materi yang telah dipelajari tersebut dapat diterapkan sesuai
dengan nilai dan peran seorang guru penggerak. Sebagai seorang guru penggerak,
saya harus mampu menjalankan peran-peran berikut:
Pertama, sebagai
pemimpin pembelajaran, saya bertanggung jawab untuk merancang desain
pembelajaran, membuat asesmen, dan melakukan refleksi terhadap setiap kegiatan
pembelajaran. Saya harus mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif sesuai
dengan kebutuhan siswa, serta melakukan refleksi dan evaluasi untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Penting bagi saya untuk mengutamakan
kepentingan siswa dalam pembelajaran, mengacu pada karakteristik mereka, agar
tujuan pendidikan untuk memerdekakan anak dapat tercapai.
Kedua, saya juga harus menjadi pelatih bagi rekan guru
lainnya. Saya akan memberikan bimbingan dan pendampingan kepada sesama guru
dalam melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Melalui kegiatan
supervisi dalam mata pelajaran yang sama, saya dapat memberikan pendampingan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, hingga melakukan
refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Untuk dapat menjalankan peran
ini secara optimal, saya juga harus memiliki sikap mandiri dan terus belajar
guna meningkatkan kompetensi diri.
Ketiga, saya diharapkan dapat mendorong kolaborasi dengan
rekan guru lainnya. Kita bekerja sama untuk mencari solusi terhadap
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Melalui kegiatan supervisi, kami
dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan bekerja sama untuk
menemukan solusi yang efektif. Selain itu, saya juga akan berkolaborasi dengan
guru-guru sejawat untuk melaksanakan proyek pembelajaran yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Keempat, dalam peran sebagai guru penggerak, saya harus
mampu mewujudkan kepemimpinan murid. Dalam merancang pembelajaran, saya akan
mempertimbangkan kebutuhan dan minat siswa agar mereka dapat belajar dengan
antusias. Siswa akan aktif terlibat dalam pembelajaran sesuai dengan potensi
mereka masing-masing. Sebagai guru, tugas saya adalah memberikan bimbingan dan
arahan kepada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Terakhir, saya juga diharapkan mampu menggerakkan komunitas
praktisi di sekolah. Saya akan aktif dalam menginisiasi komunitas belajar di
sekolah, di mana para guru dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dari
setiap pelatihan atau workshop yang diikuti. Melalui kolaborasi dengan rekan
guru, kami dapat saling membagikan praktik-praktik terbaik dalam pembelajaran,
sehingga dapat menjadi referensi bagi rekan guru di sekolah.
Modul 1.2 memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai
dan peran guru penggerak dalam pendidikan. Guru penggerak harus memiliki
nilai-nilai inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa, dan mandiri.
Peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, coach bagi guru
lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan
komunitas praktisi. Implementasi nilai dan peran guru penggerak ini akan menghasilkan
pembelajaran yang berpihak pada siswa, memperkuat kolaborasi antar guru, dan
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kreatif dan inklusif. Dengan kesadaran
akan pentingnya nilai dan peran guru penggerak, diharapkan pendidikan dapat
memberikan pengaruh positif yang signifikan bagi perkembangan dan kemandirian
siswa.
0 Response to "Jurnal Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak"
Posting Komentar