Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4: Budaya Positif | Model 4C

 "Menjadikan Budaya Positif sebagai Upaya Aktualisasi Diri yang lebih Baik"

Refleksi Dwi Mingguan untuk Modul 1.4 kali ini saya menggunakan Model 5: "Connection, Challenge, Concept, Change" (4C) yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church, dan Morrison (2011) memiliki relevansi yang kuat dalam merefleksikan materi pembelajaran. 

Model ini memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk menghubungkan, menghadapi tantangan, memahami konsep, dan menciptakan perubahan dalam proses belajar.


1. Connection (Koneksi)

Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?

Berdasarkan materi yang telah saya pelajari, terutama tentang budaya positif, saya melihat keterkaitan yang erat antara materi tersebut dengan peran saya sebagai Calon Guru Penggerak. Dalam peran tersebut, saya bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memberdayakan, dengan fokus pada pelayanan dan keberpihakan pada murid.

Konsep budaya positif yang saya pelajari merupakan pengembangan dari nilai-nilai dan prinsip-prinsip filosofis Ki Hajar Dewantara, seperti kesetaraan, keadilan, dan keberagaman. Sebagai calon guru penggerak, saya bertekad untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam praktik sehari-hari di kelas, menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua murid.

Saya juga memahami pentingnya peran seorang guru dalam mewujudkan budaya positif. Sebagai guru penggerak, saya memiliki tanggung jawab untuk menjadi panutan, pembimbing, dan fasilitator bagi murid dalam mengembangkan sikap positif, seperti empati, saling menghargai, dan kerjasama. Saya percaya bahwa dengan menciptakan budaya positif, murid dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam proses pembelajaran.

Selain itu, pemahaman saya tentang visi seorang guru penggerak yang mencakup pelayanan pada murid dan peningkatan kualitas pendidikan, menjadi landasan dalam menerapkan budaya positif di kelas. Saya meyakini bahwa melalui pendekatan yang positif dan penuh kepedulian terhadap murid, saya dapat memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan mereka secara holistik.

Dengan demikian, keterkaitan materi budaya positif dengan peran saya sebagai Calon Guru Penggerak sangatlah signifikan. Saya siap untuk mengimplementasikan konsep dan nilai-nilai budaya positif ini dalam praktik mengajar saya, serta terus berupaya menjadi seorang guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan dan kebahagiaan murid.

2. Challenge (Tantangan)

Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?

Dari pemaparan materi dan diskusi yang dilakukan selama mengikuti pembelajaran di Modul 1.4, saya menyadari adanya perbedaan antara praktik yang saya jalankan selama ini dengan ide-ide dan pendapat yang disampaikan oleh narasumber. Salah satu hal yang menarik adalah konsep tentang memposisikan diri sebagai manajer dalam menciptakan budaya positif di lingkungan belajar.

Selama ini, saya cenderung memposisikan diri sebagai penghukum, pemantau, dan teman dalam mengelola kelas. Namun, melalui pemaparan narasumber, saya menyadari bahwa posisi sebagai manajer memiliki peran yang lebih efektif dalam menciptakan budaya positif. Sebagai seorang manajer, saya harus berkolaborasi dengan siswa, memberikan mereka tanggung jawab dalam mempertanggungjawabkan perilaku mereka, dan mendukung mereka dalam menemukan solusi atas masalah yang ada.

Adapun praktik yang berbeda yang akan saya lakukan adalah meningkatkan pemahaman saya tentang konsep-konsep manajerial dalam menciptakan budaya positif. Saya akan belajar lebih banyak tentang konsep-konsep seperti disiplin positif, pengelolaan motivasi, dan segitiga restitusi yang telah disampaikan dalam pelatihan ini. Saya juga akan mengubah pendekatan saya dalam mengelola kelas, dengan lebih fokus pada pemberdayaan siswa dan memberikan mereka peran aktif dalam menciptakan budaya positif.

Dengan melakukan perubahan ini, saya yakin bahwa lingkungan belajar saya akan menjadi lebih inklusif, mendukung, dan memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk berkembang secara holistik. Saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat mengimplementasikan praktik-praktik yang mendukung budaya positif di sekolah.

3. Concept (Konsep)

Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

Salah satu konsep utama yang saya pelajari dan saya anggap penting untuk terus dibawa sebagai Calon Guru Penggerak adalah bahwa budaya positif membutuhkan pembiasaan yang berkelanjutan. Implementasi budaya positif dalam lingkungan sekolah tidak bisa terjadi secara instan, melainkan melalui penerapan yang mendasar pada beberapa konsep penting. Berikut adalah konsep-konsep tersebut:

1. Disiplin Positif dan Nilai-Nilai Kebajikan Universal

Konsep ini mengajarkan pentingnya membentuk perilaku yang bertanggung jawab dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang universal. Disiplin positif membantu siswa memahami dan menyadari perilaku mereka berdasarkan motivasi internal, bukan hanya karena hukuman atau penghargaan eksternal.

2. Teori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan

Memahami motivasi perilaku manusia merupakan langkah penting dalam menciptakan budaya positif. Siswa dapat memiliki motivasi eksternal (menghindari hukuman atau mencari penghargaan) atau motivasi internal (menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya). Guru perlu mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi internal yang positif.

3. Keyakinan Kelas


Membentuk keyakinan bersama dalam kelas merupakan fondasi penting dalam menciptakan budaya positif. Keyakinan sekolah atau kelas adalah pernyataan-pernyataan universal yang mudah diingat dan dipahami oleh siswa. Keyakinan ini harus diterapkan secara konsisten di lingkungan sekolah untuk membentuk budaya yang positif.

4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas


Konsep ini mengingatkan Saya akan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar siswa seperti rasa aman, rasa memiliki, dan rasa berhubungan. Dalam menciptakan budaya positif, guru perlu menciptakan lingkungan yang memenuhi kebutuhan siswa agar mereka dapat berkembang secara optimal.

5. Restitusi  - Lima Posisi Kontrol

Konsep ini mengajarkan kepada saya pentingnya menggunakan posisi kontrol sebagai manajer dalam mengelola kelas. Guru perlu membantu siswa memahami dan mempertanggungjawabkan perilaku mereka sendiri serta memberikan mereka kesempatan untuk menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi.

6. Restitusi  - Segitiga Restitusi


Konsep ini memberikan kerangka kerja dalam menyelesaikan masalah dan konflik. Guru perlu menggunakan segitiga restitusi yang melibatkan stabilisasi identitas, validasi tindakan yang salah, dan pembentukan keyakinan untuk membantu siswa belajar dari kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Konsep-konsep ini penting untuk terus saya pegang dan diimplementasikan oleh Calon Guru Penggerak maupun Guru Penggerak yang sudah berada di lapangan. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, mendukung perkembangan siswa secara holistik, dan membantu mereka belajar dengan aman dan nyaman sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara.

4. Change (Perubahan)
Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

Setelah mendapatkan materi pada hari ini tentang Implementasi Budaya Positif, ada beberapa perubahan yang ingin saya lakukan dalam diri saya. Cita-cita saya setelah mempelajari Modul 1.1, Modul 1.2, Modul 1.3, dan Modul 1.4 adalah memperkuat daya dan kesadaran diri pribadi untuk mewujudkan budaya positif di lingkungan sekolah.

Pertama, saya ingin meningkatkan kesadaran diri saya sebagai seorang guru tentang pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi murid. Saya akan berfokus pada keberpihakan pada murid, memahami kebutuhan mereka, dan menciptakan iklim yang aman dan nyaman di kelas.

Kedua, saya berkomitmen untuk mengubah posisi saya sebagai guru dari penghukum dan pemantau menjadi seorang manajer yang mendukung dan membimbing murid. Saya akan menerapkan pendekatan disiplin positif, memberikan penghargaan yang tepat, dan menggunakan segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah.

Selain itu, saya akan terus mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif. Saya ingin mampu berkomunikasi dengan baik dengan murid, orang tua, dan rekan kerja untuk menciptakan kolaborasi yang positif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Selanjutnya, saya akan berupaya mengembangkan keyakinan kelas yang kuat dan memastikan bahwa nilai-nilai kebajikan universal menjadi dasar dalam membentuk perilaku siswa. Saya akan berusaha untuk membangun keyakinan bersama dengan murid, mengajarkan mereka tentang pentingnya tanggung jawab dan menghargai diri sendiri serta orang lain.

Terakhir, saya akan terus memperdalam pemahaman saya tentang filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara dan profil pelajar Pancasila. Saya ingin dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat membantu murid memperoleh pendidikan yang memerdekakan dan sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara.

Perubahan ini tidak akan terjadi dalam sekejap saja, tetapi saya bertekad untuk terus belajar dan mengembangkan diri sebagai seorang guru penggerak. Saya akan terus melibatkan diri dalam pelatihan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengimplementasikan budaya positif di sekolah. Saya yakin bahwa dengan perubahan ini, saya dapat memberikan pengaruh positif pada murid dan menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan mendukung bagi mereka.

Calon Guru Penggerak : Santoso S

Fasilitator : Ibu Maisyaroh, M.Pd.

Pengajar Prakttik : Ibu Nurhayani Ritonga, S.Pd.

Lampiran :

  • Dokumentasi Ruang Kolaborasi Sesi Diskusi : 
  • Dokumentasi Ruang Kolaborasi Sisi Presntasi : 
  • Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif : 
  • Artikel Bukti Karya Aksi Nyata Budaya Positif : https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/192909

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4: Budaya Positif | Model 4C"

Posting Komentar