Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional
Jurnal Refleksi yang akan saya gunakan pada Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.2 kali ini adalah Model 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Reconstructing).
Model 5R, terdiri dari langkah-langkah berikut:
- Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi
- Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.
- Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.
- Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
- Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.
- Ciptakan lingkungan belajar yang positif dan suportif.
- Ajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
- Beri kesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan sosial dan emosional.
- Beri pujian dan penghargaan kepada siswa atas pencapaian mereka.
- Lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat kemajuan siswa.
- Meningkatkan motivasi belajar murid
- Mengurangi stres murid
- Meningkatkan hasil belajar murid
- Meningkatkan hubungan sosial murid
- Meningkatkan karakter murid
Mulai tanggal 3 November 2023 Modul 2.2 yang berkenaan dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional dimulai untuk dipelajari melalui Learning Managemen System (LMS) mulai dari kegiatan Pendahuluan dimana isinya terkait tahapan yang akan ditempuh selama mempelajari modul 2.2 ini yang memalui alur MERDEKA yaitu Mulai dari diri sensiri, Elaborasi Konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Koneksi antar materi dan Aksi nyata.
Mulai Diri (3 November 2023)
Berkenaan dengan : Merefleksikan pengalaman diri dalam menghadapi sebuah krisis pribadi dan pengaruh krisis tersebut bagi dirinya sebagai pendidik dan Merefleksikan pengalaman seorang murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan pengaruhnya terhadap pembelajarannya.
Membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial emosional melalui 4 indikator yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan serta kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional rekan sejawat di sekolah kepada rekan sejawat atau komunitas, dan merefleksikannya.
Pada kegiatan forum komunikasi dengan fasilitaor sebagai bahan persiapan diskusi ruang eksplorasi konsep saya mengajukan pertanyaan : Bagaimana kita dapat lebih efektif mengintegrasikan pembelajaran Sosial dan Emosional ke dalam pembelajaran sehari-hari?
Pada kegiatan aktivitas eksplorasi konsep kami berdiskusi secara sinkronus terkait materi Pembelajaran Sosial dan Emosional terutama Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan PSE. Selanjutnya peserta mendiskusikannya di Brek of Room (BOR) masing-masing dimana hasilnya dipresentasikan pada Ruang Kolaborasi pada tanggal 9 November 2023 mulai pukul 19:00 – 21:15 dan saya satu kelompok bersama Bapak Ari Defri Sandi, Bapak Giyanto dan Bapak Nuraman Lestari. Pada kegiatan tersebut kami mempresentasikan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) jenjang SD dan tampil pada urutan ke-2. Dalam diskusi tersebut peserta menanyakan terkait bagaimana merespon perasaan atau emosi murid yang berbeda ada yang senang, sedih, kesal atau yang lainnya terkait yang kami sampaikan dan kelompok kami meresponnya bahwa kita bisa memberikan penguatan positif kepada murid yang aura emosinya masih belum siap menerima pembelajaran, sehingga murid diberikan waktu untuk dapat memiliki kesadaran diri untuk mengelola emosi mereka.
Pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah proses belajar yang dapat membantu murid mengembangkan keterampilan untuk memahami dan mengelola emosi mereka sendiri, membangun hubungan positif dengan orang lain, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. PSE dapat membantu siswa mengurangi stres dan tekanan dalam belajar, dan mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Guru dapat mengimplementasikan PSE dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Guru juga dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk berlatih keterampilan sosial dan emosional. Dengan mengimplementasikan PSE dalam KBM, guru dapat membantu murid mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di sekolah dan dalam kehidupan.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengimplementasikan PSE dalam KBM:
Dengan mengimplementasikan PSE dalam KBM, guru dapat membantu murid mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di sekolah dan dalam kehidupan.
Setelah dianalisa ternyata selama ini Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) sebetulnya sudah dilaksanakan baik secara pribadi juga oleh rekan guru lainnya hanya saja keilmuannya belum tersampaikan untuk itu diperlukan adanya sosialisasi secara berkelanjutan terkait pembelajaran diferensial dan PSE ini, selain sosialisai diperlukan juga dukungan penuh dari pihak sekolah terutama stake holder dalam mewujudkan PSE dan pembelajaran berdiferensiasi sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai peserta didik dapat tercapai dengan optimal, yang terjadi selama ini kadang hasil pengamatan peserta didik terkait type dan minat belajar, serta profil belajar murid merupakan hasil pengamatan masing-masing guru bukan hasil penelitian secara umum dari pihak sekolah dan berdampak pada subjek yang sama hasilnya berbeda-beda, untuk itu diperlukan adanya pemyamaan format dan hasil yang diperoleh.
Pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional sangat penting bagi warga sekolah, terutama peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing, sedangkan pembelajaran sosial emosional dapat membantu peserta didik mengelola emosi mereka sendiri dan membangun hubungan positif dengan orang lain.
Untuk mewujudkan pembelajaran diferensial dan sosial emosional, diperlukan dukungan moril dan materil dari pihak sekolah. Dukungan moril dapat berupa motivasi dan penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan yang telah melaksanakan pembelajaran diferensial dan sosial emosional. Dukungan materil dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran diferensial dan sosial emosional.
Selain dukungan moril dan materil, diperlukan juga sosialisasi dan penyamaan data terkait pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada guru dan tenaga kependidikan tentang pembelajaran diferensial dan sosial emosional. Penyamaan data dapat dilakukan dengan mengumpulkan data tentang murid, seperti minat belajar, gaya belajar, dan profil belajar.
Dengan adanya dukungan moril dan materil, sosialisasi, dan penyamaan data, maka pembelajaran diferensial dan sosial emosional dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran murid yang lebih maksimal.
Berikut adalah beberapa manfaat pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional:
Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional, maka sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan kondusif bagi murid. Hal ini akan membantu murid untuk belajar lebih efektif dan efisien, sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajarannya dengan lebih maksimal.
Oleh :
CGP Angkatan 9 Prov. Jambi : Santoso S
Fasilitator : Ibu Siti Maisyaroh, M.Pd.
Pengajar Praktik : Ibu Nurhayani Ritonga, S.Pd.
0 Response to "Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional"
Posting Komentar